Ketika Kepentingan Dunia Banyak Menyemuti Masjid Kita Hari ini ....inilah tema yang saya angkat pada edisi kali ini sebagai koreksi atas perjalanan kita selama ini dalam mengelola masjid.
Jika kita renungkan dengan seksama banyak masjid kita hari ini yang tak berfungsi sebagaimana yang seharusnya. Hal ini nampak nyata dari aktivitas masjid yang cenderung monoton/stagnan. Tpa/tpq antara hidup dan mati, Remaja Masjid hanya wujud di saat bulan Ramadhan/hari raya Islam tiba, Takmir Masjid tak memiliki visi yang jelas dalam mengelola masjid dan masyarakatnya, bahkan konflik internal pengurus masjid seakan-akan telah menjadi kultur masjid kita hari. Hampir bisa dipastikan masjid kaum muslimin saat ini tak lepas dari konflik internal. Akhirnya energi, pikiran dan emosional pengurus masjid terkuras habis untuk sebuah konflik yang sia-sia dan tak bermakna bagi ummat yang membutuhkan.
Pembaca sekalian, penjelasan sebagaimana yang saya uraian di atas biasanya bukan tanpa sebab. Tapi berawal dari sebab yang sederhana kemudian menjadi permasalahan yang tak mampu terselesaikan dan kemudian berujung pada konflik yang tak berkesudahan.
Mungkin kita bertanya kenapa fenomena tersebut terjadi pada masjid kita hari ini ? Jawaban atas pertanyaan tersebut di atas tak lain karena banyak masjid kita hari ini yang tak mau/enggan menerima perubahan, baik itu perubahan kepengurusan misalnya pergantian ketua takmir masjid, perubahan manajemen ataupun perubahan tata kelola masjid. Dengan perubahan tersebut diharapkan masjid akan semakin dinamis dan memiliki iklim yang berbeda dengan biasanya. Dan tentu rotasi kader masjid dapat berjalan sebagaimana yang seharusnya.
Tapi sayang Iklim perubahan yang dimotori hampir mayoritas jama’ah masjid dan masyarakat muslim di sekitar masjid oleh sebagian ketua takmir masjid kita di anggap sebagai ancaman yang menakutkan. Sehingga anda jangan heran jika ada ketua takmir masjid yang enggan untuk menyerahkan estafet kepemimpinan pada mereka yang lebih muda dan lebih mampu untuk mengemban amanah ummat.
Mungkin kita bertanya kenapa iklim perubahan yang memiliki nilai manfaat bagi ummat secara umum justru di tentang oleh sebagian ketua takmir masjid kita hari ini ? Padahal kita semua sangat menyadari bahwa menjadi ketua/pengurus masjid atas dasar dua hal yakni : Pertama, atas dasar mencari ridlo Allah. Kedua, atas dasar menunaikan amanah ummat (bukan amanah kelompok, ormas, atau partai tertentu).
Jawaban atas pertanyaan tersebut bisa jadi karena dua hal yakni :
1. Terlalu banyak kepentingan dunia yang menyelimuti masjid kita hari ini.
Dalam persoalan ini mungkin kita pernah merasakan di masjid kita hari ini, bahwa aroma kepentingan dunia sangat kental kita rasakan. Ada yang hanya ingin disebut sebagai tokoh masyarakat sehingga enggan untuk mundur dari ketua takmir masjid, ada yang menjadikan masjid sebagai ajang untuk mencari dukungan pencalonan diri atau keluarganya menjadi anggota DPRD. Ada yang memaksakan masjid hanya satu ormas padahal realitanya masyarakat di lingkungan yang sangat heterogen. Dan masih banyak lagi kepentingan kelompok, ormas atau partai lainnya yang terkadang tidak selaras dengan agenda perbaikan ummat di lingkungan masjid.
2. Terjadinya banyak penyimpangan, khususnya penyimpangan dana ummat.
Setuju atau tidak setuju, sadar atau pura-pura tak sadar, dana ummat yang hanya disimpan di bank/diendapkan di bendahara masjid telah menjadi fitnah di masjid kita hari ini. Penyimpangan, pengelapan, bahkan banyak pula masjid yang punya kewajiban setor dana rutin ke ormas, kelompok tertentu padahal masjid tersebut adalah milik ummat.
Ya....inilah kenyataan masjid kita hari ini. Sedih memang jika kenyataan yang saya uraikan di atas terjadi di masjid kita hari ini. Jika kita renungkan dengan baik, justru kita kasihan pada ketua takmir masjid kita hari ini yang enggan menerima perubahan. Kenapa kasihan? Bagaimana tidak kasihan, sudah berjerih payah menghabiskan umurnya, menguras tenaga dan pikirannya bahkan dana yang tidak sedikit pun dikeluarkan untuk memakmurkan masjid. Tapi justru tidak didasari atas harapan untuk mencari ridlo Allah dan menjaga amanah ummat. Naudzubillahi min dzalik
Akhirnya,saya sampaikan semoga Allah Swt, senantiasa memberikan kita kemudahan untuk menjadi ketua/ pengurus masjid, yang mampu menjauhkan diri dari kepentingan dunia. Dan hanya kepada Allah Swt kita berharap ridloNya, Aamiin
Jika kita renungkan dengan seksama banyak masjid kita hari ini yang tak berfungsi sebagaimana yang seharusnya. Hal ini nampak nyata dari aktivitas masjid yang cenderung monoton/stagnan. Tpa/tpq antara hidup dan mati, Remaja Masjid hanya wujud di saat bulan Ramadhan/hari raya Islam tiba, Takmir Masjid tak memiliki visi yang jelas dalam mengelola masjid dan masyarakatnya, bahkan konflik internal pengurus masjid seakan-akan telah menjadi kultur masjid kita hari. Hampir bisa dipastikan masjid kaum muslimin saat ini tak lepas dari konflik internal. Akhirnya energi, pikiran dan emosional pengurus masjid terkuras habis untuk sebuah konflik yang sia-sia dan tak bermakna bagi ummat yang membutuhkan.
Pembaca sekalian, penjelasan sebagaimana yang saya uraian di atas biasanya bukan tanpa sebab. Tapi berawal dari sebab yang sederhana kemudian menjadi permasalahan yang tak mampu terselesaikan dan kemudian berujung pada konflik yang tak berkesudahan.
Mungkin kita bertanya kenapa fenomena tersebut terjadi pada masjid kita hari ini ? Jawaban atas pertanyaan tersebut di atas tak lain karena banyak masjid kita hari ini yang tak mau/enggan menerima perubahan, baik itu perubahan kepengurusan misalnya pergantian ketua takmir masjid, perubahan manajemen ataupun perubahan tata kelola masjid. Dengan perubahan tersebut diharapkan masjid akan semakin dinamis dan memiliki iklim yang berbeda dengan biasanya. Dan tentu rotasi kader masjid dapat berjalan sebagaimana yang seharusnya.
Tapi sayang Iklim perubahan yang dimotori hampir mayoritas jama’ah masjid dan masyarakat muslim di sekitar masjid oleh sebagian ketua takmir masjid kita di anggap sebagai ancaman yang menakutkan. Sehingga anda jangan heran jika ada ketua takmir masjid yang enggan untuk menyerahkan estafet kepemimpinan pada mereka yang lebih muda dan lebih mampu untuk mengemban amanah ummat.
Mungkin kita bertanya kenapa iklim perubahan yang memiliki nilai manfaat bagi ummat secara umum justru di tentang oleh sebagian ketua takmir masjid kita hari ini ? Padahal kita semua sangat menyadari bahwa menjadi ketua/pengurus masjid atas dasar dua hal yakni : Pertama, atas dasar mencari ridlo Allah. Kedua, atas dasar menunaikan amanah ummat (bukan amanah kelompok, ormas, atau partai tertentu).
Jawaban atas pertanyaan tersebut bisa jadi karena dua hal yakni :
1. Terlalu banyak kepentingan dunia yang menyelimuti masjid kita hari ini.
Dalam persoalan ini mungkin kita pernah merasakan di masjid kita hari ini, bahwa aroma kepentingan dunia sangat kental kita rasakan. Ada yang hanya ingin disebut sebagai tokoh masyarakat sehingga enggan untuk mundur dari ketua takmir masjid, ada yang menjadikan masjid sebagai ajang untuk mencari dukungan pencalonan diri atau keluarganya menjadi anggota DPRD. Ada yang memaksakan masjid hanya satu ormas padahal realitanya masyarakat di lingkungan yang sangat heterogen. Dan masih banyak lagi kepentingan kelompok, ormas atau partai lainnya yang terkadang tidak selaras dengan agenda perbaikan ummat di lingkungan masjid.
2. Terjadinya banyak penyimpangan, khususnya penyimpangan dana ummat.
Setuju atau tidak setuju, sadar atau pura-pura tak sadar, dana ummat yang hanya disimpan di bank/diendapkan di bendahara masjid telah menjadi fitnah di masjid kita hari ini. Penyimpangan, pengelapan, bahkan banyak pula masjid yang punya kewajiban setor dana rutin ke ormas, kelompok tertentu padahal masjid tersebut adalah milik ummat.
Ya....inilah kenyataan masjid kita hari ini. Sedih memang jika kenyataan yang saya uraikan di atas terjadi di masjid kita hari ini. Jika kita renungkan dengan baik, justru kita kasihan pada ketua takmir masjid kita hari ini yang enggan menerima perubahan. Kenapa kasihan? Bagaimana tidak kasihan, sudah berjerih payah menghabiskan umurnya, menguras tenaga dan pikirannya bahkan dana yang tidak sedikit pun dikeluarkan untuk memakmurkan masjid. Tapi justru tidak didasari atas harapan untuk mencari ridlo Allah dan menjaga amanah ummat. Naudzubillahi min dzalik
Akhirnya,saya sampaikan semoga Allah Swt, senantiasa memberikan kita kemudahan untuk menjadi ketua/ pengurus masjid, yang mampu menjauhkan diri dari kepentingan dunia. Dan hanya kepada Allah Swt kita berharap ridloNya, Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar