Dalam perjalanan safar, aku singgah di salah satu masjid kampung. Sambil menunggu sholat tiba, aku menyempatkan diri berbincang-bincang dengan pemuda masjid setempat yang kebetulan sama-sama sedang beristirahat sambil menunggu waktu sholat tiba. Tak lama kami berbincang, datanglah seorang laki-laki yang sudah sangat lanjut usia menuju masjid, dengan mengenakan sorban yang dililitkan di leher serta peci nasional yang kas, mengesankan bahwa lelaki tua tersebut orang yang berpengaruh di masjid setempat. Kemudian orang tua itu, membuka pintu masjid satu demi satu, yang menandakan akan segera masuk sholat.
Singkat cerita, sholat pun dilaksanakan dengan imam rawatib sang lelaki tua tadi. Setelah usai sholat, aku agak heran dengan kondisi masjid tersebut, masjid yang sedemikian megahnya, bahkan sedang proses renovasi, ternyata sedikit pemuda yang nampak sholat berjama’ah di masjid. Setelah usai sholat berjama;ah, aku mencoba menghampiri pemuda masjid yang barusan ku kenal untuk sekedar mencari jawab atas keherananku. “Mas, masjid sini besar dan megah, kenapa tak nampak pemuda yang aktif sholat ke masjid ?”
Mendengar pertanyaan ku, pemuda tadi menjelaskan, “wah.. masjid di sini repot mas, ketua takmir masjidnya ngak bisa merangkul pemuda dan cenderung otoriter, apa yang menjadi keinginannya seakan-akan harus terlaksana. Masjid sini ngak mungkin ada perubahan kok mas”. Mendengar jawaban pemuda tadi, aku malah tambah penasaran, “…..sebentar mas, anda tadi mengatakan, masjid di sini ngak mungkin ada perubahan ?” Memangnya kenapa mas ? Tanyaku kembali padanya.
Singkat cerita, sholat pun dilaksanakan dengan imam rawatib sang lelaki tua tadi. Setelah usai sholat, aku agak heran dengan kondisi masjid tersebut, masjid yang sedemikian megahnya, bahkan sedang proses renovasi, ternyata sedikit pemuda yang nampak sholat berjama’ah di masjid. Setelah usai sholat berjama;ah, aku mencoba menghampiri pemuda masjid yang barusan ku kenal untuk sekedar mencari jawab atas keherananku. “Mas, masjid sini besar dan megah, kenapa tak nampak pemuda yang aktif sholat ke masjid ?”
Mendengar pertanyaan ku, pemuda tadi menjelaskan, “wah.. masjid di sini repot mas, ketua takmir masjidnya ngak bisa merangkul pemuda dan cenderung otoriter, apa yang menjadi keinginannya seakan-akan harus terlaksana. Masjid sini ngak mungkin ada perubahan kok mas”. Mendengar jawaban pemuda tadi, aku malah tambah penasaran, “…..sebentar mas, anda tadi mengatakan, masjid di sini ngak mungkin ada perubahan ?” Memangnya kenapa mas ? Tanyaku kembali padanya.