Rabu, 21 Desember 2011

BAITUL MAAL MASJID PERAN STRATEGIS DAN REALITA LAPANGAN Oleh : Nashrullah JM

Quantcast
 Realita lapangan ummat di lingkungan Masjid hari ini
  1. Sistem perekonomian global yang diterapkan sistem kapitalis yang mendasarkan pada praktek ribawi
  2. Kekayaan hanya bertumpu pada mereka yang mampu (munculnya swalayan yang mengusur kios rumahan)
  3. Munculnya banyak Bank Syari’ah dan BMT yang kurang memprioritaskan peran dan fungsi Baitul Maal
  4. Banyaknya praktek ribawi yang terjadi ditengah masyarakat
  5. Peran masjid yang hanya sebagai ibadah ritual semata, sedangkan fungsi pemberdayaan ummat tidak ada     atau belum maksimal, sehingga banyak ummat di sekitar masjid kurang mendapatkan manfaat dari masjidnya

Memakmurkan Masjid dengan Paradigma Memberi



Quantcast
Minta-minta lagi, itulah kenyataan yang sering kita lihat di masjid kita hari ini, khususnya dalam persoalan dana. Minta-minta dana pada jama’ah seakan-akan telah menjadi budaya dan kultur masjid kita hari ini, khususnya lagi pengurus masjid yang sudah tak lagi produktif dan tidak memiliki paradigma (cara padangan) memakmurkan masjid dengan paradigma memberi.
Mungkin dalam pandangan banyak pengurus masjid kita hari ini, meminta dana pada jama’ah adalah yang lumrah untuk dilakukan sebagaimana aktivitas kampung pada umumnya, khususnya di tingkat RT (Rukun Tetangga), dengan berbagai iurannya. Mungkin mereka beranggapan pula, jika tidak meminta jama’ah, tak akan ada dana, sehingga kegiatan masjid tak bisa berjalan dengan baik.
Pembaca sekalian, maka wajar jika hampir bisa dipastikan setiap akan ada kegiatan masjid, para takmir/pengurus masjid kita membagi struk permohonan dana. Mau memberi subsidi tenaga pengajar TPA/TPQ minta-minta dana jama’ah, mau mengadakan pengajian minta-minta dana ke rumah-rumah jama’ah, bahkan mau membangun/renovasi masjid pun, tak malu-malu meminta-minta jama’ah dari rumah ke rumah.