Rabu, 16 November 2011

Kata temanku : Kalau Infaq “jangan” ke Masjid …?

Dalam sebuah diskusi ringan dengan salah seorang pemuda muslim, yang saat itu membahas tentang peran dan fungsi Baitul Maal Masjid, banyak sekali lontaran ide dan gagasan yang mengalir begitu banyak diruang diskusi. Dari sekian banyak gagasan dan lontaran ide yang mengemuka, ada satu hal yang menarik perhatianku untuk terus ku renungkan dan ku pikirkan dengan seksama.
Pemuda tersebut menyampaikan (walaupun ucapan ini hanya sekedar menyambung ucapan temannya dulu saat bertemu) Dengan agak bersemangat dia menuturkan pengalamannya. Berarti benar dong mas, .. kata teman saya saat itu, yang mengatakan “kalau infaq sebaiknya jangan di masjid, lebih baik disalurkan langsung aja pada mereka yang membutuhkan, kalau di masjid biasanya sih hanya diendapkan aja dan ujung-ujungnya untuk mbangun fisik masjid semata”. Tidak cukup berhenti disitu saja, pemuda tersebut pun melanjutkan ucapannya, saya baru sadar mas,  setelah diskusi dengan jenengan tentang peran dan fungsi baitul maal masjid. Mendengar ungkapan pemuda tersebut, saya hanya diam dan tak memberikan jawaban apa-apa terlebih lagi membenarkan atau menyalahkannya.

KETIKA PENGURUS MASJID hanya pandai membangun fisik masjid semata ……


Quantcast
Pada saat aku diminta untuk menjadi pemateri disalah satu acara Training yang bertemakan Optimalisasi Baitul Maal Masjid, yang diselenggarakan oleh salah satu Radio di kota bengawan, ada beberapa pertanyaan dari pendengar yang cukup membuat saya prihatin dengan perjalanan masjid kita saat ini. Dari sekian banyak pertanyaaan yang masuk dari pendengar (yang mayoritas jama’ah masjid ditempatnya masing-masing), mereka umumnya mengeluhkan seringnya pengurus masjid, dalam hal ini Ketua Takmir masjidnya yang hanya berorientasi membangun fisik masjid semata dan kurang peduli dengan pembangunan pada ummat.